SEMANGAT PAGI
Adzan subuh berkumandang begitu pula ibuku
membangunkanku untuk bersiap-siap untuk pergi ke semarang, mulai kuhidupkan
motor supraku yang menemani saat susah maupun senang. Waktu menunjukan pukul
05.30 dan akupun mulai berpamitan sama bapak, ibu dan nenekku. Aku selalu
berangkat pada pagi hari karena jam 07.00 saya ada perkuliahan perencanaan
pembelajaran dengan ibu heny sebagai dosen pengampu.
Di pejalanan
saya antusias untuk menggeber supraku untuk kejar- kejaran dengan pengantar
grobak sayur yang bangun kesiangan untuk mengantar sayur ke ungaran, saya
sangat senang karena dengan sedikitnya kendaraan di jalan saya bisa melaju
cepat di jalanan. Dari suruh sampai bawen saya sangat senang menikmati
pemandangan karena dengan jalan yang sepi dengan di baluti dinginnya pagi
apalagi di jalan sehabis jembatan tuntang saya sangat menyukai dengan adanya
perkebunan kopi disertai belokan tajam yang membuat saya ingin memacu motor
seperti di motor-motor GP.
Sehabis bawen penderitaan sudah di mulai karena
kemacetan dan banyaknya kendaraan pegawai pabrik dan truck yang banyak membuat
saya lebih waspada karena banyak pengendara yang naik motor dengan seenaknya
sendiri apalagi kalau ibu-ibu yang membawa motor seperti raja jalanan yang tak
mau di salahkan, liat kiri kanan isinya pabrik semua. Tetapi di balik kesedihan
terselip kesenangan karena setiap di depan pabrik banyak wanita yang mau masuk
pabrik dan mata saya pun langsung mencari-cari barangkali ada yang cantik
.sesampainya di unnes saya pun bergegas untuk mandi dan jangan lupa gosok gigi
serta memakai pakaian rapi dengan parfum yang wangi dan berangkat kuliah dengan
semangat pagi, Dan ternyata perkuliahan pun kosong.
Zumar
Ma’ruf 121